Bagi yang menyukai kegiatan berkebun, kemungkinan tidak asing lagi dengan kokedama. Ya, teknik bertanam satu ini memang sangat populer saat ini. Lalu apa yang membuat kokedama begitu populer dan digemari?
Teknik kokedama berasal dari negeri Jepang, di mana pada awalnya kokedama digunakan untuk gaya bertanam bonsai. Dalam hal ini, tanaman yang dikokedama diharapkan tidak tumbuh besar dengan cepat, salah satunya dengan cara memberikan bonsai soil pada tanaman kokedama.
Nama kokedama berasal dari kata ‘koke’ yang berarti lumut, dan ‘dama’ yang berarti bola. Pada perkembangannya, kokedama kemudian diadaptasi di berbagai daerah dengan memanfaatkan kekayaan alam sesuai potensi sekitar. Seperti halnya di Indonesia, kokedama sering dibuat dengan bahan sabut kelapa, moss putih, maupun akar kadaka (biasa juga disebut moss hitam).
Setiap bahan yang digunakan untuk pembuatan kokedama, tentu mempunyai kelebihan yang berbeda, namun dipastikan bahan-bahan tersebut adalah bahan yang menunjang pertumbuhan kokedama.
Yang menarik dari kokedama adalah dengan prosedur pembuatannya tersebut, tanaman yang dikokedama tidak perlu disiram setiap hari karena dapat menjaga kelembapan lebih lama. Cara merawatnya cukup dengan merendam kokedama selama 1-5 menit, dengan frekuensi perendaman satu atau dua kali seminggu (bergantung jenis tanaman). Kemudian, setelah direndam dan ditiriskan, kokedama pun siap untuk dipajang kembali.
Tentu saja, selain praktis yang menjadi alasan utama kokedama digemari, bersih dan juga cantik adalah kelebihan kokedama yang menjadikannya makin populer.
Jadi, sudahkah berminat mengoleksi kokedama? 😊
(boenga.id)
